Search

Content

0 comments

Bintangnya Mana?




Turkey nightscape. Taken by Tunc Tezel (via twanight).


Akhir-akhir ini jadi sering berangkat ke kampus pagi banget, pulang malem banget. Dan dalam perjalanan pulang-pergi ini, sering banget kepala menengok ke atas, mengecek apakah langit cerah dan ada satu-dua bintang di atas. Bersyukur banget akhirnya tinggal di Bandung, bintangnya masih keliatan. Apalagi kalo udah di atas jam sembilan malam. Dari yang awalnya hanya terlihat satu-dua bintang, lama-lama ada kerlipan bintang yang lain. Makin malam, makin banyak kerlipan bintang. Gue senang.

Saking sukanya gue ngeliat langit malam, bahkan waktu diklat malam, gue masih sempet curi-curi melongok ke atas (maaf ya komandan). Waktu kumpul di Lap. Sipil, gue sempet ngeliat ke atas. Langitnya ceraaaah banget. Bulannya terang, bintangnya juga lumayan banyak. Waktu di Lap. Basket, langitnya masih sama, bulannya masih terlihat terang, bintangnya juga ngga ketutup awan. Jadi kalo udah capek berdiri, ganti posisi berdirinya sambil curi-curi liat ke atas hahah (sekali lagi maaf komandan!)

Pulang ke Jakarta, gue berharap bisa ngeliat langit yang sama. 'Berharap' yaaa meski gue tau kayaknya ngga mungkin, hahah. Seinget gue selama belasan taun gue tinggal di Jakarta, bintangnya ngumpet terus, ngga banyak.

Di Jakarta, yang sering gue liat justru kerlipan yang lain. Kerlipan artifisial. Entah dari menara pemancar, pesawat terbang, gedung-gedung perkantoran, sampai lampu sorot. Tapi sejak beberapa bulan yang lalu, harapan gue bisa melihat bintang banyak di langit atas rumah gue semakin pupus.... sejak sebuah mall yang deket banget sama rumah gue masang LED super jumbo, panjang, dan terang banget. Terangnya LED itu bahkan masih keliatan sampai jalan masuk ke komplek rumah gue. Tiap malem jadi berasa ada konser di deket rumah (soalnya mirip-mirip lighting konser).

Ya mungkin pemasangan LED ini semacam terobosan baru, strategi marketing, karya inovatif dari pihak manajemen mall. Karena sebenernya ya emang kok tampilan LED ini keren! Bahkan LED milik mall ini tercatat di Guinness World Records untuk kategori The World Largest Illuminated Facade. Mall ini langsung menjadi ikon DKI Jakarta. Sebuah prestasi yang patut diapresiasi.

The giant LED ini satu dari sekian banyak sumber cahaya penerang malam Jakarta. Semakin banyak ornamen penerang malam terinstal di kota ini. Bahkan mungkin sudah terlalu banyak, berlebihan. Sampai akhirnya menutup milyaran lampu yang telah alam berikan secara cuma-cuma kepada kita. Bintang-bintang itu tersembunyi, cahayanya kalah.

Banyak dari kita lupa, kurang arif, kurang bijak. Kita lupa menahan diri, berhenti dulu sejenak dan berfikir, saat dalam perjalanan mengembangkan teknologi paling maju. Semakin jauh teknologi kita di depan, semakin jauh pula diri kita dari alam. Takut sama kegelapan itu salah satu sifat dasar manusia. Tapi butuh cahaya seterang apa agar kita bisa tenang?

Polusi cahaya ini bukan hal sepele. Jarang dibicarakan orang jika dibandingkan dengan polusi udara, tanah, atau air, tapi efeknya sama nyatanya. It only takes two minutes of your time to watch this video and realize that sometimes we do need to turn off the lights.




Mungkin karena dari kecil gue suka dibeliin buku-buku tentang alam semesta, gue suka melihat langit. Entah langit siang atau langit malam. Mimpi besar gue adalah melihat langsung lengan Bima Sakti terbentang di langit malam. Keinginan kecil gue yang sebenarnya mudah terkabulkan, adalah menikmati malam bertabur bintang. Entah sambil main-main, sekedar lagi di perjalanan, atau apakek. Udah, itu aja. Tapi sayang, belasan tahun tinggal di kota, jadi jarang melihat bintang. Selama ini hanya beberapa kali aja ngeliat langit malam bagus banget, itupun waktu lagi di desa-desa.

Kemarin malam baru aja gue ke sebuah desa di Demak. Jalanannya masih kecil, sempit, dan hanya ada sedikit penerangan. Bagi gue yang terbiasa dengan terangnya kota, desa itu gelap. Lalu gue melihat ke atas, dan setelah sekian lama, gue akhirnya melihat langit yang cerah, cerah sekali. Bintang-bintang -tak terhitung jumlahnya, bertaburan menemani bulan sabit dan anak-anak desa yang lagi asik main kembang api. Damai.

Kita selama ini menyalakan lampu saat malam agar tidak gelap, tapi kita gak sadar kalau sebenarnya alam pun sudah menyediakan lampu bagi kita. Banyak. Gratis. Coba yuk, matikan sebagian lampu-lampu yang gak terlalu penting waktu malam hari. Lalu tengok ke atas, disana ada apa. Sepotong semesta yang bisa kita lihat di langit malam sebenarnya pengingat bahwa kita ini kecil. Semesta sudah ramai, bahkan tanpa kita. Alam yang besar. Apalagi Sang Penciptanya. Subhanallah.
0 comments

OSKM Itu...


Selamat berpuasa ya, teman-teman. Mohon maaf lahir dan bathin :)

Jadi sekarang salah satu hal yang lagi hits di kampus gue adalah OSKM. Belom mulai OSKM nya, tapi persiapannya. Gue sendiri sekarang sedang ikut diklat divisi tata tertib kelompok (taplok) setelah sebelumnya ikut diklat terpusat (meski bolong-bolong :p). Gue ikut diklat terpusat awalnya karena ada perintah wajib ikut diklat terpusat dari himpunan prodi. Tapi udah sampe diklat terpusat, masa sih berhenti sampe situ aja, sayang ah. Lanjut deh sampe diklat divisi.

Tapi kenapa pilih taplok? Banyak alasan kenapa gue pengen jadi taplok, tapi motivasi awal gue sebenernya karena pengalaman dan impresi yang gue dapet sebagai peserta OSKM ITB 2012 tahun lalu. Pas dulu gue ikut OSKM, euforia sebagai mahasiswa baru itu masih berasa banget. Rasanya memegang titel sebagai mahasiswa itu bangga banget deh. Apalagi alhamdulillah bisa jadi mahasiswa di kampus idaman. Excited. Penasaran. 


Pas OSKM, gue belom fasih sama daerah kampus. Emang sih gue udah sempat ikut kegiatan matrikulasi fakultas sekitar sebulan, tapi tetep aja masih belom kenal banget gue sama kampus. Nah di OSKM nih, gue 'dikenalkan' sama kampus; budayanya, mahasiswanya, gedung-gedungnya, semuanya. Hari pertama OSKM, impresi awal gue adalah wiiih warna-warni banget ini Sabuga, hahah. Secara waktu itu kita disambut sama sekelompok banyak orang yang pake baju warna-warni -sepengelihatan gue ada biru, putih, merah pada saat itu, tapi setelah lama muncul warna-warna lain: hitam, hijau... Sementara kita, para maba lugu, masih pakai seragam SMA dan mengenakan jaket almamater. Gak lama setelah itu, kita juga melihat ada sederetan orang (kece) di lantai atas Sabuga yang mengibarkan bendera-bendera. Gue awalnya gak tau itu bendera apa hahah, yang gue tau adalah, itu keren! Dan ternyata itu adalah bendera tiga divisi lapangan: taplok, medik, dan keamanan.

Nah gue jadi tau lebih banyak tentang acara OSKM ini ketika interaksi sama taplok! Wihi! Gue kelompok 50! Langsung deh taplok-taplok gue dengan senang hati menjadi teman dan mentor kami selama OSKM. Merekalah yang pertama kali cerita ke kami, bagaimana sih kemahasiswaan di ITB, apa itu himpunan, apa itu KM-ITB, kayak apa mahasiswa ideal, dll. Mereka yang pertama kali cerita ke kami pengalaman pribadi mereka sebagai mahasiswa di ITB, gimana pergaulannya, gimana kegiatan akademiknya, dll. Mereka yang pertama kali menjadi teman kami. Nggak salah kalau dibilang taplok adalah keluarga pertama maba, because they really behaved as our own family. Tiap malem ngecek kita udah sampe kos apa belom, sakit apa enggak. Yaa mungkin, mungkiiiin, mereka melakukan itu karena memang tugas taplok seperti itu. Tapi gue yakin kok taplok gue (dan sebagian besar dari mereka) beneran care... (iya kan, Kak?!) Nah ini, salah satu kenapa gue tertarik menjadi taplok!

Gocap!

Selain taplok, ada dua divisi lapangan lain yang gue tau, keamanan dan medik. Divisi taplok namanya adalah Jaya Kirana, divisi keamanan adalah Agnibrata, dan divisi medik adalah Sandya Samana. Yang sering gue lihat dari medik dan keamanan adalah kerja mereka itu mengawal kita saat mobilisasi. Bedanya, keamanan itu mengawal sambil bilang "FOKUS YA MBAK, DIPERCEPAT, TEMPEL DEPANNYA!" sementara kalau medik bilangnya "Adek, kalo nggak kuat keluar dari barisan aja, ya". Alhamdulillah gue gak pernah ke medik waktu itu dan gak pernah kena masalah juga sama keamanan. Jujur ya menurut gue keamanan itu emang kece banget, apalagi dengan baju warna merahnya. Tapi udah ketauan pasti diklatnya menguras tenaga banget deh haha. Medik yang gue kira diklatnya lebih jinak daripada keamanan, ternyata sama beratnya -bahkan mungkin lebih berat! Semangat deh ya untuk kita semua!

Balik ke ingatan gue tentang OSKM. Selama OSKM, kita banyak dikasih materi kemahasiswaan oleh taplok. Sejujurnya ya gue kira materi ini ya.... materi. Untuk kita ketahui, pahami, dan harapannya diaplikasikan. Yang gue gak tau ya kalo ternyata setelah itu akan ada tes! Tes akhir!! Dan nggak tanggung-tanggung yaa yang ngetes itu adalah... *jeng jeng jeng* massa kampus. He eh. Massa kampus, dengan jaket himpunan dan unitnya masing-masing. Sejujurnya gue deg-degan banget, karena gue belom pernah berinteraksi dengan orang sebanyak itu, di forum sebesar itu, dan meski gue sudah berusaha memahami materi sebaik-baiknya, nggak ada jaminan lidah gue gak kelu saat ditanyai massa kampus nanti. 

Jeng jeng, waktu interaksi pun telah tiba. Dan dari segala posisi gue pas banget lah barisnya di ujung kanan paling depan! Banyak yang bilang justru di baris paling depan itu aman, tapi apa iya? Makin nervous lah gue waktu datang segerombolan orang yang memakai jaket warna-warni -jaket himpunan. Satu warna menandakan satu himpunan. Kalo di Sabuga gue tercengang sama warna-warninya panitia, sekarang gue takjub ngeliat begitu banyak lagi warna-warna yang ada: variasi warna biru dari biru dongker sampai biru laut dan langit, warna merah dari merah maroon sampai merah terang, warna hitam dan putih, sampai warna kuning. Taplok gue udah ceritain gue tentang himpunan di ITB itu kayak gimana, tapi ngeliat versi nyatanya dalam skala besar kayak gini bener-bener bikin gue takjub hahah. Sebegitu pluralnya loh kampus ini. Arogansi himpunan yang santer terdengar bukan gak mungkin beneran ada. Karena ini benar-benar plural, berbeda, dan gue terkesan karena di OSKM ini, gue melihat segala perbedaan ini bersatu.

Dipimpin moderator, forum dibuka. Sesi tanya jawab -lebih tepatnya massa kampus bertanya dan kami menjawab- berlangsung. Gue sendiri sempat angkat tangan mencoba menjawab, eh nggak kena. Hehe lega juga sih :p Sebenernya pertanyaannya standar, nggak melenceng dari materi, tapi tetep aja kesan gue terhadap mereka itu wow banget jadi bawaannya tegang, hahah. Dan mereka bicaranya tegas, padat, jelas. Dan ekspresi wajahnya... ya gitu, hahah.

Gak cuma interaksi dengan massa kampus yang bikin wow. Orasi danlap juga wow. Gue gak terbiasa mendengar orasi danlap, bahkan kayaknya itu pertama kalinya buat gue.

"DUA RIBU DUA BELAS. TUTUP MATA. TUTUP TELINGA. DAN TUNDUKKAN KEPALA KALIAN!"

Kalo danlap udah memberi komando seperti itu, semua nurut. Setelah beberapa saat, akan ada komando lagi untuk membuka mata dan telinga, dan menegakkan kepala kami. Biasanya yang terjadi adalah pergantian tokoh yang berdiri di depan kami. Misalnya tadi danlap apa, sekarang danlap apa. Namanya juga orasi, pasti lantang, keras, kencang. Khas banget ya, nada orasi itu. Inti dari orasi danlap itu sebenarnya ya nggak lain mengingatkan kalau kita ini udah mahasiswa, terus mau apa? Mengingatkan kalau kami ini Putra Putri Garuda dan kami ini ditunggu rakyat.

Gak cuma itu. Yang paling wow dari segala yang wow adalah saat kami benar-benar disambut oleh massa kampus. Kami dimobilisasi dari Sabuga menuju boulevard melalui tunnel. Nah pas keluar dari tunnel, kami disambut dengan beragam spanduk 'unik' yang bertebaran. Gak hanya tulisan di spanduknya yang menggelitik, tapi juga teriakan dari para senior kami.

"KALIAN KIRA JADI MAHASISWA ITU ENAK APA?"
"TERUS KALO UDAH JADI MAHASISWA, MAU NGAPAIN?"
"KALIAN TAU GAKSIH HARGA TAHU TEMPE SEKARANG BERAPA?!"

Dan berbagai teriakan lainnya. Dan akhirnya gue ngerti kenapa kami terus-terusan disuruh 'tempel depannya' oleh keamanan. Selama mobilisasi gue hanya bisa melirik ke kanan-kiri gue sambil berusaha tetap fokus dan jalan cepat. Gue terpana banget, ngeliat kanan-kiri gue penuh, penuuuuuuh banget sama orang-orang berjahim, meneriaki kita. Warna-warni! Nah, pas udah sampai di boulevard, kami disambut lagi oleh kibaran bendera-bendera. Kali ini bendera-bendera himpunan dan unit mahasiswa. Keren banget!
Dan pada akhirnya, tibalah di penghujung acara, closing OSKM ITB 2012. Bagus. Banget. Ketika kita menyanyikan kembali lagu Mentari, bersama-sama meneriakkan salam kebanggaan kami, Salam Ganesha, hingga akhirnya panitia menerbangkan ratusan lampion yang indah di belakang kami. Gue nangis.

Cerita di atas itu sebenarnya gak sesuai urutan acara yang sebenernya, haha udah lupa :p Untuk lebih jelasnya tentang bagaimana 'wah' nya acara penyambutan mahasiswa baru ini beserta spanduk-spanduk besarnya, indahnya malam penutupan OSKM, coba lihat video OSKM ITB 2012 persembahan dari Liga Film  Mahasiswa ITB ini:


Intinya, buat gue, yang dulu adalah mahasiswa baru, acara seperti ini megah sekali. Senang rasanya, terharu, karena kalau dipikir-pikir acara sebesar ini pasti direncanakan jauh-jauh hari, dengan matang, dikonsep sedemikian rupa, hanya untuk kami, 2012. Acara ini bikin capek, tapi nyenengin banget. Berinteraksi dengan taplok yang fun banget, kenalan sama teman-teman dari fakultas lain, ini berharga sekali. 

Gue merasa acara ini ada esensinya kok, bukan sekedar seremonial belaka. Dan gak ada tuh yang namanya kekerasan. Belakangan gue tau kalo ternyata sejarah OSKM di ITB ini panjang sekali, bahkan sempat jadi acara ilegal di tahun-tahun dulu. Pendapat orang-orang tentang event ini juga beragam. Tapi gue pribadi senang dengan acara ini. Interaksi dengan massa kampus menurut gue gak sekedar untuk keren-kerenan. Segala spanduk itu juga menurut gue gak nyampah. Sesungguhnya ya segala tulisan-tulisan itu, sindiran mereka, benar-benar membuat gue sadar kalo gue ini udah mahasiswa. Gue seharusnya sudah tahu banyak. Dan jujur gue gatau saat itu harga tahu tempe berapa. Acara kayak gini pasti dikonsep untuk memberi faedah kok. Gue inget kata-kata pendiklat gue saat sebuah diklat malam pada hari Minggu lalu: Pendiklat itu gak mungkin ngasih kalian racun! Urgensi kemahasiswaan itu, ya penting. Urgent. Acara kayak gini nih salah satunya yang jadi pengingat.

Tulisan ini gue buat hanya untuk mengenang kembali OSKM yang pernah gue rasain sebagai mahasiswa baru itu kayak apa. Ya yang gue harapkan sih gue gak tergugah, sadar, pada saat itu aja. Status gue sekarang mahasiswa tingkat dua, calon taplok. Yang seharusnya mengajarkan, bukan diajarkan. Yang seharusnya menggugah, yang seharusnya menginspirasi. Yah semoga ini gak sekedar wacana gue aja ya...

0 comments

Pose, Posh!

Since I basically have nothing to do this particular week, I've been wasting my time for lurking things on web! I've been searching over some magazine spreads of Korean artists who I like, then booooooom I got lots! There are so many nice recent and past magazine spreads of my favorite artists which I've never seen before. So I began saving my favorite shots!

As always, click the image for its source.

First, no other than my man Choi Seunghyun. I've seen many spreads of him, like for Cosmo, Vogue, but his looks for this spread (especially the cover shot) for Dazed and Confused is just a picture perfect of T.O.P, rapper Seunghyun. Yes it somehow reminds me of him rapping full-heartedly and by saying that, yes, I miss his voice, which pulled me to this whole world of Korean music scene in the first place and I really want to get it again soon(er).





Next, the Cosmopolitan spread of the tiger and the giraffe: Kim Jong Kook and Lee Kwang Soo! Whoever watch Running Man must know about this two men. To be honest, this spread is pretty shocking to me because, well.... I have different impression about them haha! Again, whoever watch Running Man surely understand what I mean! I mean, I know that Kwang Soo is a model in daily basis and Jong Kook is a singer, but that impression is kinda brushed off by their witty and funny appearances in variety shows! So looking at them through this spread, all friendly and manly, is very heart-warming! And may I add that the article along the spread is worth to read, it shows how well and lovely relationships they have in reality.



Move to my most favorite female idol group, 2NE1! And may I add that I really, really miss them and I really, really want 2NE1 comeback. Hear that, YG? These various spreads of each member in four different magazines which are released on the same month this year (I think on March) simultaneously is like shouting 'COMEBACK! COMEBACK!' and yet there's still no news!

Anyway, I love all the spreads! My favorite is Minzy for Marie Claire! All of them are fabulous, Dara for ELLE is so pretty, Bom for Allure is graceful, CL for Harper's Bazaar is as fierce as always, but this spread shows us that the baby Minzy has grown up into a beautiful lady. She goes fierce and all confidence with her electric blue hair. Dara is being goddess and vulnerable in her photos for ELLE. The queen of corn, Bom, is really really pretty and CL is just being her usual self: queen.









As for the closure, I'd like to introduce a lady singer which I've previously known from variety show Family Outing: Lee Hyori. She's a well-known national singer in Korea, loved by the public despite all the controversies around her. She recently just released her fifth album Monochrome with three new MVs on Youtube. I really, really love the track and the MV of Amor Mio. Have been listening to it all day and not gotten tired of this yet. 

As part of her promotional activities (well, I guess), she's done a pictorial with Vogue. She nailed the circus-theme perfectly and I love it.




And... that's all for this post. I still have a lot pictorials that I find amazing but this post would be very very long! These are my ultimate favorite, though. But the Dazed and Confused with TOP as its cover is the ultimate favorite! I (wait, ALL his stans!) miss him so much that we could cry over a single picture or selca or fanacc or everything about him for days. 

Come on, man, drink your wine outside your cave.
0 comments

All Fake Foes?


I've been spending the night by looking at my old trip photos during high school... while repeating Lydia Paek's cover featuring Tablo of Justin Timberlake's Suit & Tie since... two hours ago? Both versions are nice, but I really like Tablo's own verse. 

Get out your tuxes.
We're what the fuss is all about.
Got haters on our speed dial.
We call em out.

...

Started from the bottom, broke as hell.  

...

All fake foes.
If you're real, then you're real like a mermaid's toes.
Frankly, in my ocean all you octopussies better swim good. 


There. Do you possess something fake? Anything? Some purses, wallets, shoes, watches.... Friends? Or foes? I've been lingering around, living in this world for almost 18 years, got so many things, many friends, yet I still can't define which is real, which is fake. Friend. Or foes.

Or, have you ever disliked someone but you don't know why? Sometimes you just.. feel it. If it feels wrong, then there must be something wrong. Sometimes you just know. Sometimes there are some reasons, sometimes there's no any. Because sometimes you don't need to have a single reason to dislike someone, because simply you just can't describe how you feel. Or at least, that was what my friend explained to me.

I personally never define someone as a fake friend, but yes I have some who I dislike. But never at the first sight, or from the first impression. I mean how could you dislike someone without knowing him/her quite well first? But it turned out that it's possible... even there's the scientific explanation for that! Or at least, again, that was what my friend told to me. So she said there's this certain chemical substance inside our body (called pheromones, I guess) which has its own compatible match. So then, if ours don't match with someone's, we could have this 'dislike' feels toward them. This is what actually works within our relationships; with our good cliques, boyfriend/girlfriend, wife/husband, enemies, etc. I conclude that it's... possible, but it's all up to us. Maybe our pheromones don't match, so what? Let's make it a match! If, we want to. If, we want to be forever in peace with everything, anywhere and anytime.

Anyhow, I'm grateful that so far I've been surrounded by lovely people and friends, who know me well, who would like to know me first before judging me. Thank you for not being fake. There are some dramas (both important and not) in my life, but that's it. Everyone must have their own drama.. I mean what's life without it? I'm forever grateful that I have some good friends, best friends, who always there for me whenever and wherever I need them. Who have been through the thick and thin of my life along with me. I'm grateful that I've been through some rows, because those show me that sometimes I'm wrong, flawed. That sometimes I need to remind some people that they're, also, wrong, flawed. Show me that life is not all bubbly and happy, and sometimes I just need to face some difficult people in difficult situations.

It's holiday and I just miss my old friends, that's all. I wouldn't miss them this much if we have the same holiday schedule as them but the fact is my campus is the only one which has been in the holiday time already SOOOOO basically we're alone. If only I have a time machine... I would go back to those wonderful times in Magelang, being all silly and happy with my junior high friends. I would go back to those fantastic times in Tanjung Lesung, Thailand, Anyer... Ugh :'(

I miss you guys, and this is true.
0 comments

Libur?

I thought I'd have have three-months (or at least two-months) long holiday, but now I barely even have a month. Three weeks top.

Apa itu libur. Gak kenal. (Sejak masuk kuliah)

The short story is, because I want to take Industrial Engineering (TI) major, I need to take a short-course (sp) during June-July. This sp only needs to be taken by whoever wants to take TI or Management Engineering (MRI) because there are some changes in the syllabus.

A small sacrifice at the beginning of my journey to achieve my dreams. (tsah) Rasanya kayak mau teriak oh why please just give me some breaks, tapi terus ya abis gue teriak dan marah-marah sp nya gak akan hilang. Yang lucu adalah, beberapa wacana pindah jurusan muncul di kalangan kawan-kawan gue :) Some are just being sarcastic, but I heard some (only a few, though) are serious about it. Mungkin karena awalnya emang masih ragu masuk TI, pas denger kabar TI/MRI ada sp langsung deh nggak galau lagi, hehe. Nggak bohong, gue juga rasanya kayak yang 'ah sudahlah ke fisika teknik aja yuk' tapi ya gimana motivasi awal gue masuk FTI karena gue pengen TI.

Doakan ya.

Tiga bulan libur gue yang terenggut nggak cuma karena sp, sih, tapi karena ada diklat OSKM. Nggak, bukan gue yang diospek, tapi diklat bagi yang mengospek. Sifatnya wajib ikut diklat terpusat untuk FTI, jadiiii yaaaa... gitu. Tapi gue emang pengen sih jadi taplok hihi jadi semangat ajadeh.

Alhamdulillah, masih ada yang namanya libur Idul Fitri :') At least gue masih bisa mudik, masih bisa puasa di Jakarta bareng keluarga. Masih punya that so-called 'holiday'. Tapi ya gue dan teman-teman gue penasaran, jadi kayak ngitung-ngitung kira-kira kapan bisa ngerasain libur ITB tiga bulan penuh, dengan asumsi bisa lulus empat tahun (AMIN!).

Tapi ternyata, hitungan kita malah kayak gini.

Tahun pertama: diklat OSKM (dan sp)
Tahun kedua: mungkin, jadi pengurus kegiatan matrikulasi murid baru
Tahun ketiga: kerja praktek
Tahun keempat: insya Allah udah lulus.

Kok kayaknya nggak ada yang bisa liburan tiga bulan penuh, ya? :') Kemungkinan besar liburan paling lama yang bisa kita dapet adalah pas libur di tahun kedua, karena jadi pengurus matrikulasi bisa iya bisa enggak. Pas di libur tahun ketiga udah ada kerja praktek, durasinya tergantung. Tapi ya apalah arti libur tiga bulan kalo jadi nggak produktif. Semangat ajadeeeeeeee.

On a side note, nggak kerasa udah mau ada penerimaan murid baru aja sebentar lagi. Perasaan baru kemaren gue deg-degan nungguin hasil UN, eh hari ini angkatan 2013 yang pengumuman kelulusan UN (selamat ya yang udah lulus!). Kayak baru kemaren gue deg-degan mantengin pengumuman SNMPTN Undangan, tiga hari lagi angkatan 2013 yang bakal ngerasain sensasi menunggu itu. Kayak baruuuuu aja kemaren gue ngantri di Sabuga dari pagi banget untuk daftar ulang, ngambil jamal, foto KTM, matrikulasi... eh kira-kira sebulan lagi, angkatan 2013 akan merasakan hal yang sama. 

Padahal rasanya baru diospek macem gini.....

OSKM ITB 2012. I was at the upper arc of the letter B!

Closing OSKM ITB 2012. This moment was so beautiful, I was literally shedding tears.

......eh sekarang mau ngospek.
Time flies so fast, eh?


0 comments

We Are All Star Stuff


"We are all star stuff." 
-Carl Sagan

It's a science fact. As I quoted from @SciencePorn (one of my favorite Twitter accounts!), 90% of our body mass is, in fact, stardust, because all the elements except for hydrogen and helium are created in stars. Yep, it's true. And although it's not for motivational purpose, it does motivate me. So when people tell you that you're the star for the night, that's not a bullshit because you really are.

It's been quite a long time since I posted the last night-panorama. My wish of going to Bosscha or stargazing anywhere haven't been fulfilled so I keep stargazing virtually through TWAN. All my gratitude go for you, dear astronomers and photographers, for keeping us updated and giving us easy access to see the world above. 

As always, click the picture for the sources.

First, from one of my favorite photographer, Wally Pacholka. The grandeur panorama, below and above.


What a beautiful shot taken in Grand Canyon. Breath-taking, isn't it? It's like a giant just walked in the universe while pouring a bucket full of stars and galaxies. A reminder that we're indeed merely look like some dusts in this universe.

Next, from Bernd Proschold, aurora borealis in northern Finland.


Magical rainbow during the night. Few days ago I and Petra talked about our wish to witness this amazing scene live, at least once in our life. And to achieve this there's no other way than saving up for a trip to the northern hemisphere, where it shows up. One day, one day...

Move to another site, which I also love, National Geographic. Taken in Tokai Forest, South Africa, by Penny R. Robartes, it's not a picture of sky or the things above our head, but it's definitely one of my favorite of night panorama. Dramatic, magnificent, like a shot fresh from my dream.

 
Ah, this makes me more eager to have a trip somewhere where I can scream my lungs out while lying beneath the marvelous stars above. Where I can be in peace for awhile, far, far away from troubles and problems.

Tick Tock

Blog Archive

Follow Who?

Diberdayakan oleh Blogger.